Kamis, Mei 24, 2012

Beginilah Tuhan berkarya

Dulu sewaktu saya masih kecil, saya pernah bertanya pada ibu saya ketika dalam perjalanan dari jambi menuju kampung halaman orang tua saya – kerinci. Saat itu saya melihat bangunan luas dengan lapangan tenis di dalamnya. Saya bertanya, “bu, itu tempat apa, ada lapangan tenis, gedung besar, dan lapangan yang luas?” kata ibu, “itu sekolah unggulan nak, orang-orang pintar ada disana, tapi disana untuk laki-laki aja”. Dalam hatiku, aku ingin sekolah disana, aku akan jadi anak yang pintar, tapi kenapa hanya untuk laki-laki. Namun, entah mengapa saat itu aku yakin bahwa aku akan berada disana nanti. Ketika semakin beranjak remaja, nasib mempertemukan saya kembali dengan sekolah unggulan itu, tapi kali ini bukan gedungnya yang saya lihat, tapi bis besar yang mengangkut beberapa siswanya menuju perpustakaan daerah dekat rumah saya, saya lihat ada beberapa perempuan disana, malah ada yang menggunakan jilbab seperti saya. Ya, ternyata semua sudah banyak berubah, saya ingat tentang mimpi saya waktu dulu. Kemudian saya memutuskan untuk ikut serta dalam seleksi, tak berharap apa – apa, saya hanya mencoba dengan kepolosan saya. Dan ternyata Tuhan mengabulkan mimpi saya, meskipun diselipkanNya rasa sesal saat saya menjalani tahun demi tahun disana. Ternyata disana tidak seindah yang saya bayangkan, saya harus lebih berjuang ada disana untuk dapat bertahan. Begitulah mungkin, Tuhan ingin mengajarkan saya tentang arti perjuangan sesungguhnya.

Tidak sampai disana, kemudian mimpi saya berlanjut, saya ingin kuliah di luar kota kelahiran saya. Entah mengapa, intuisi saya lagi – lagi mengatakan bahwa saya akan lulus seleksi di sebuah universitas negeri di Jakarta. Benar, disitulah saya berada. Saya lulus seleksi persis seperti pikiran saya, dan mendapatkan pilihan seperti yang saya inginkan. Tuhan memang baik, mengabulkan dan mewujudkan mimpi saya sejauh ini, meskipun selalu diselipkanNya rasa sesal. Perjuangan untuk lulus kuliah dan segala cobaan yang diberikan menjadikan saya semakin berpikir lebih hati – hati untuk meminta pada Nya.

Saya pikir apa yang telah terjadi pada hidup saya adalah apa yang saya inginkan dan saya paksakan Tuhan untuk mengabulkannya, sehingga Tuhan senantiasa menyelipkan rasa sesal didalamnya, meskipun saya tetap merasa bahagia menjalaninya, saya merasa bersyukur dengan apa yang terjadi pada hidup saya, karena saya merasa hidup saya lebih berwarna. Saya pikir, beginilah Tuhan berkarya dalam hidup seseorang. 

Beberapa mimpi dikabulkanNya, dan beberapa hal lainnya tidak Dia beri untuk kita, meskipun kita sangat menginginkannya. Saya mengalaminya, mungkin juga kalian. Saya menangis dan kecewa saat mimpi itu tak terwujud, namun saya bisa apa, hidup saya adalah milik Nya, dan semua sudah terjadi. Satu - satunya yang harus saya lakukan saat itu setelah saya terjatuh, menangis, dan membenci Tuhan, saya harus bangun dan berpikir positif serta bersyukur. Sejauh ini banyak yang Tuhan berikan untuk saya meskipun kadang tak sesuai dengan kehendak saya dan semua baik - baik saja, bahkan lebih baik.

Manusia seperti saya dituntut untuk mengerti tentang perjuangan hidup, dan arti memperjuangkan mimpi yang sebenarnya. Dimana bahagia dan rasa sesal itu menyatu dan memanipulasi perasaan. Jika saya mempersepsi negative maka rasa sesal mendominasi dan jatuhlah saya dalam kekufuran. Dalam perjuangan itu pun Tuhan mengajarkan saya bahwa jatuh dan bangun itu adalah ‘Belajar’, saya akan dinyatakan berhasil jika saat saya terjatuh saya tidak lupa untuk bangun dan terus lah bergerak maju kedepan, karena hidup sesungguhnya bukanlah tentang masa lalu tapi tentang masa kini dan masa yang akan datang.


PS: be thankful to God :)

Selasa, Mei 15, 2012

The Sweet Moment in Life


Pernikahan adalah sebuah keindahan yang nyata yang Tuhan beri untuk manusia, bukan sesuatu yg main-main, dan semua orang menginginkan pernikahan hanya sekali dalam seumur hidup mereka. Tetapi menyatukan dua pribadi dan dua perasaan yang berbeda itu bukanlah hal yang mudah. Jika tidak dapat dipahami dengan benar maka, perceraian selalu akan ada dalam pikiran tiap orang untuk kemudian dianggap sebagai sebuah solusi.


Tapi apakah perceraian itu adalah sebuah solusi?? Saya rasa tidak bagi orang yang benar2 merencanakan kehidupan pernikahannya. Solusi bagi mereka terhadap beberapa pertengkaran dalam pernikahannya adalah, bagaimana menerima dan berjuang untuk saling mengerti satu sama lain, dan mencoba untuk menjadi orang yg lebih baik untuk yang dicintainya. Dan inilah cinta yg sebenarnya.

Saya pribadi bukan orang yang gampang jatuh cinta. Bagi saya mengatakan dan benar benar mengatakan saya mencintai seseorang adalah sesuai dengan kata hati, bukan dari hasrat, materi, nafsu, dsb. Saya mencintai pasangan saya karena benar saya ingin dia menjadi bagian dari hidup saya, melindungi dan menjaga dia dalam dekapan dan membuatnya merasa nyaman. Saya tidak mencintai seseorang karena saya butuh, tetapi karena saya merasa dia patut untuk saya cintai.

Untuk itu bagi saya pernikahan bukan sekedar obsesi, dan juga bukan gaya hidup. Saya ingin betul-betul merencanakan pernikahan saya secara mental bersama pasangan. Apakah kami benar-benar siap secara mental, karena pernikahan bagi saya adalah suatu ibadah, dan ibadah ditujukan seseorang untuk mendapatkan ketenangan hidup. Ya, saya ingin menikah utnuk mendapatkan ketenangan hidup sehingga saya bisa menjalani sisa hidup saya di dunia dengan ibadah yang maksimal melalui sebuah pernikahan.  

Saya pikir apa gunanya, menikah secara cepat tanpa pertimbangan, tetapi kemudian berujung pada perpisahan. Mungkin sebagian orang menilai, semua itu kan proses. Ya, anda benar. semua itu adalah menyangkut tentang proses bukan hasil,saya juga berpikir begitu, tetapi proses pun bukan berarti tak ada rencana dan persiapan kan??

Saya menulis seperti ini karena saya melihat ada orang yang berpikiran picik dan naif bahwa dia ingin segera menikah, lantaran umur dan persaingan antar saudara sepupu yakni tidak ingin dilangkahi. Saya pikir buat apa? kalau saya jadi dia saya akan legowo jika memang adik sepupu saya yang menemukan jodohnya lebih cepat dari saya, kenapa saya mesti khawatir. Saya pasti akan bahagia.

Saya juga menulis seperti ini lantaran ingin mengatakan pada para wanita, biasanya wanita yah yang paling besar potensinya untuk merasa khawatir terhadap dirinya ketika menyadari bahwa lingkungan disekitarnya sudah tidak single lagi. Lalu kemudian mengambil tindakan ceroboh dengan menikah dengan siapa saja tanpa mempertimbangkan dan mempersiapkan segalanya dengan lebih detail. Except, jika mereka sudah menemukan orang yang mereka anggap tepat dan kemudian secara sadar menikahi pasangannya dikarenakan siap menerima apa ada nya pasangan apapun yang akan terjadi, dan menjaga perasaan, kehormatan serta harga diri pasangan.

Itulah mengapa saya sendiri tidak ingin terburu-buru dalam pernikahan, padahal sudah 4 tahun saya dan pasangan saya bersama, dan kami merasa yakin untuk menikah sejak awal mula membina hubungan. Bagi saya, memutuskan memilih pacar seperti memutuskan memilih calon suami. Walaupun akan ada banyak kekurangannya, tetapi dengan cinta kami berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik untuk pasangan, karena tidak ada hubungan yang sempurna. Dan dia adalah pacar/cinta pertama saya dan insya Allah menjadi suami satu-satunya untuk saya :)

Padahal sebenarnya saya sudah merasa khawatir juga siy pada diri sendiri :) melihat umur saya semakin hari semakin bertambah, dan menyaksikan teman-teman saya sudah punya anak, bahkan adik kelas saya pun sudah punya anak dan ada yang berbondong-bondong akan segera menikah. Tetapi, ingatlah kesabaran selalu membuahkan hasil yang indah. Hohohoho :)

“There is no perfect relationship, it’s all about how we can fight to understanding each other and try to be a better person for someone we love” FNA